Jakarta, MonitorIndo.com – Habib Rizieq Syihab (HRS) menyebut kata lonte saat di panggung acara Maulid Nabi. Habib Rizieq dihujani kritik sejumlah kalangan.
Awalnya, Habib Rizieq menyinggung soal lonte dari panggung peringatan Maulid Nabi di Petamburan, Jakarta, 14 November 2020. Namun Habib Rizieq tidak secara spesifik menyebut nama Nikita Mirzani.
“Ada lonte hina habib. Pusing, pusing. Sampai lonte ikutan ngomong, iye…,” kata Rizieq di Jl KS Tubun, Jakarta Pusat (Jakpus), Minggu (15/11) dini hari.
Ceramah Rizieq disambut riuh hadirin. Dia mengaku tidak marah banyak orang berkerumun saat menjemputnya dikritik. Lalu Rizieq menyinggung soal polisi menjaga rumah orang yang disebutnya lonte itu.
“Saya nggak marah. Cuma ada umat yang marah, ngancem mau ngepung lonte. Eh polisi kalang kabut jagain lonte. Kacau, kacau,” kata dia.
“Lonte hina habib dijaga polisi. Kacau tidak? Mestinya lonte yang hina habib, hina ulama, tangkep. Bukan dijagain. Polisi jawab, tapi ada ancaman habib. Mangkanya lu tangkep,” kata dia.
“Ditangkep nggak, dijagain. Iye. Jangan-jangan minta jatah kali. Kacau, kacau. Saya ngeliat begini jadi baik. mudah-mudahan jangan sakit lagi deh. Udahlah jangan diterusin dah ah. Udah biarin, lonte sama lonte aja yang ngomong,” sambungnya.
Sontak pernyataan Habib Rizieq itu menuai kritik beberapa kalangan. Mereka menyesalkan isi dakwah Rizieq itu apalagi disampaikan saat perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Rabithah Alawiyah: Tidak Elok
Wadah habaib se-Indonesia, Rabithah Alawiyah, menilai kata-kata itu tidak pantas diucapkan Habib Rizieq.
“Tentu perkataan yang disampaikan itu tidak elok, apalagi dalam forum seperti itu,” kata Divisi Humas Rabithah Alawiyah dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (16/11/2020).
Rabithah Alawiyah kini ingin melakukan tabayun, meminta penjelasan kepada Habib Rizieq atas apa yang dia ucapkan pada momen peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW itu.
“Memang, apapun konteks dan background-nya, itu tidak elok disampaikan, apalagi oleh seseorang yang memiliki banyak pengikut, panutan, yang tentu memuat tanggung jawab lebih,” kata Divisi Humas Rabithah Alawiyah.
Seorang tokoh panutan seharusnya berbicara sesuai norma yang baik. Terlebih lagi, Rizieq berbicara dalam forum keagamaan.
Wamenag: Pewaris Nabi Harusnya Beri Contoh
Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid menyesalkan materi ceramah Habib Rizieq yang menyebut ‘lonte’ dari panggung acara Maulid Nabi.
“Seharusnya, setiap tokoh masyarakat memberikan contoh yang baik kepada pengikutnya, baik pada ucapan maupun tindakan. Ulama sebagai pewaris nabi, harus mencontoh akhlak nabi yang selalu menghormati dan memuliakan orang lain, meskipun orang tersebut berbeda keyakinan bahkan orang tersebut sering menghina, merendahkan (meludahi), dan memusuhinya,” ucap Zainut dalam keterangannya, Senin (16/11/2020).
Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu meminta agar antartokoh tidak saling menghujat. Pesan-pesan ceramah seharusnya dilakukan secara santun.
“MUI mengajak semua pihak hendaknya bisa menahan diri untuk tidak saling menghujat dan saling mencela karena hal tersebut bukan akhlak nabi. Kami juga mengimbau kepada semua mubaligh, dai, dan tokoh agama agar dalam menyampaikan pesan-pesan agama dengan menggunakan bahasa yang santun, akhlak yang baik dan tidak melanggar norma hukum dan susila,” katanya.
Zainut mengajak antartokoh untuk saling mengingatkan.